Postingan

Gambar
  Ludruk Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas Loncat ke navigasi Loncat ke pencarian Pementasan Ludruk Ludruk  adalah suatu kesenian drama tradisional dari  Jawa Timur . Ludruk merupakan suatu drama tradisional yang diperagakan oleh sebuah grup kesenian yang dipergelarkan di sebuah panggung dengan mengambil cerita tentang kehidupan rakyat sehari-hari, cerita perjuangan, dan sebagainya yang diselingi dengan lawakan dan diiringi dengan gamelan sebagai musik. [1] [2] [3] Karakter pertunjukan [ sunting  |  sunting sumber ] Tari Remo, diperagakan sebagai pembuka pementasan Ludruk Dialog/monolog dalam ludruk bersifat menghibur dan membuat penontonnya tertawa, menggunakan bahasa khas  Surabaya , meski kadang-kadang ada bintang tamu dari daerah lain seperti  Jombang ,  Malang ,  Madura ,  Madiun  dengan logat yang berbeda. Bahasa lugas yang digunakan pada ludruk, membuatnya mudah dimengerti oleh semua orang. [4] Sebuah pementasan ludruk biasa dimulai dengan  Tari Remo  dan disel
Gambar
 UNDUKAN DORO   Undukan Doro, Budaya yang Tak Lekang oleh Waktu  - Di era modern seperti sekarang ini, budaya-budaya yang diwariskan oleh para leluhur perlahan mulai terkikis oleh zaman. Agak susah memang untuk mencari sebuah tradisi yang benar-benar original/asli dan melekat di tengah-tengah modernitas kota. Tapi diantara semua budaya di Indonesia, ada satu budaya yang masih berkembang dan bertahan di tengah masyarakat kota Surabaya, budaya yang benar-benar bisa melawan arus modern. Orang Surabaya biasa menyebutnya " Undukan Doro ". Undukan Doro, atau orang lain juga bisa menyebutnya Adu Merpati, adalah salah satu tradisi warisan leluhur yang masih berkembang di Surabaya. Undukan Doro disini bukanlah adu kekuatan antar merpati layaknya adu ayam. Jika adu ayam (sabung ayam) adalah mengadu kekuatan fisik antara 2 ekor ayam jago dengan mengandalkan paruhnya, maka adu merpati (undukan doro) adalah mengadu kecepatan terbang 2 ekor merpati dalam mencapai garis finish yang telah di
Gambar
Jejak Pertempuran 10 November di Surabaya menjadi bangunan yang tak boleh dilupakan saat bicara tentang Hari Pahlawan. Tugu yang terletak di Jalan Pahlawan, Alun-alun Contong, Bubutan, Surabaya, Jawa Timur, ini merupakan saksi dari pertempuran warga Surabaya pada 10 November 1945. Dilansir dari situs resmi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud), Tugu Pahlawan didirikan di lokasi bersejarah. Lokasi tersebut memiliki makna penting dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia dari serangan tentara sekutu. Tugu ini mulai dibangun pada tahun 1951. Soekarno yang saat itu menjadi Presiden Republik Indonesia menjadi sosok yang meletakkan batu pertama yang menjadi pondasi bangunan tersebut. Tugu Pahlawan diresmikan pada 10 November 1952 silam. Pembangunannya bertujuan untuk mengenang pahlawan yang berjuang mempertahankan kemerdekaan bangsa Indonesia dalam pertempuran 10 November 1945 di Surabaya. Artikel ini telah tayang di  Kompas.com  dengan judul "Tugu Pahlawan, Jejak Pertempur